Pakar Lingkungan Sebut Pulau Kecil Kabaena Hancur Demi Ambisi

1 month ago 48
Foto: Instagram

FAJAR.CO.ID, Bombana -- Ambisi pemerintah untuk menjadi pemain utama nikel di tingkat global membawa dampak besar bagi Kabaena, pulau kecil di Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara.

Pulau yang dulu terkenal dengan kehijauannya, dengan kondisi laut yang memiliki air jernih kini porak-poranda akibat tambang.

Pesisir dan lautnya tidak lagi tampak seperti dulu, hal ini dikarenakan telah tercemar oleh semburan kuning kemerahan akibat limbah tambang.

Hal ini dibenarkan oleh kajian Satya Bumi dan Walhi Sultra yang mencatat bahwa dalam kurun 2001-2002, terdapat 3.374 hektare tutupan hutan hilang akibat tambang.

Dampaknya tentu penurunan kualitas air dan pencemaran berat di sungai hingga laut sekitarnya.

Demikian dengan konsentrasi nikel, asam sulfat, dan kadmium di perairan Kabaena bahkan melebihi batas aman yang ditetapkan oleh standar Indonesia, WHO, dan US-EPA.

Menanggapi hal ini, Andi Makkawaru selalu Kepala Dinas Lingkungan Hidup Sultra membantah.

Menurutnya pencemaran laut di Kabaena tidak benar berasal dari aktivitas pertambangan nikel, namun hal itu dipengaruhi oleh indeks kualitas laut (IKL) di Bombana masih dalam kategori baik.

Namun, Nur Arafah, seorang Pakar Lingkungan dari Universitas Halu Oleo Kendari, menegaskan bahwa pertambangan nikel telah merusak ekosistem pulau.

Hal ini dibuktikan dengan terlihatnya pencemaran limbah nikel secara kasat mata, dengan terjadinya perubahan warna, bau, rasa air, serta adanya tumpukan sedimen di perairan sekitar Kabaena.

Demikian diketahui secara umum, bahwa nikel berfungsi sebagai bahan baku kendaraan listrik, khususnya sebagai bagian dari katoda baterai.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:

Read Entire Article
Rakyat news| | | |