
FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Pendiri Yayasan Lupus Indonesia, Prof Zubairi Djoerban membantah narasi. Bahwa pengobatan HIV sekadar memperpanjang umur sebelum meninggal dengan sengsara.
“Belakangan ini muncul pendapat yang cukup menyedihkan. Ada anggapan bahwa pengobatan HIV hanya sekadar memperpanjang umur, sebelum akhirnya meninggal dengan sengsara,” tulis Zubairi, dikutip dari unggahannya di X, Senin (23/6/2025).
Menurutnya, pandangan tersebut keliru. Bahkan memperkuat stigma pada penderita HIV.
“Pandangan seperti ini tidak hanya keliru, tapi juga bisa memperkuat stigma yang menghambat semangat hidup orang dengan HIV,” ujarnya.
“Izinkan saya menegaskan bahwa obat antiretroviral ini bukan hanya memperpanjang umur, tapi juga mengembalikan kualitas hidup,” tambah Zubairi.
Ia mengaku, kerap menyaksikan pasien-pasien yang tetap sehat dan produktif setelah bertahun-tahun mengonsumsi ARV. Waktunya bervariasi.
“Ada yang sudah 10, 15, 20, bahkan lebih dari 30 tahun menjalani pengobatan dan tetap bugar. Sebagian dari mereka justru merasa lebih sehat dibandingkan teman sebayanya yang tidak hidup dengan HIV,” ujarnya.
Menurutnya, ketika pengobatan dijalani dengan teratur, jumlah virus dapat ditekan hingga tidak terdeteksi. Artinya, orang tersebut tidak lagi menularkan virus ke pasangan, bisa menikah, punya anak yang lahir sehat tanpa HIV, dan menjalani hidup yang bermakna.
“Bahkan ada pasien saya yang berusia 83 tahun, masih menjalani hidup aktif dan bahagia,” terangnya.
Karenanya, ia mengajak untuk meluruskan. Bahwa HIV di masa kini sangat berbeda dengan HIV di awal kemunculannya.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: