
FAJAR.CO.ID, LUWU — Pengurus Pusat (PP) Ikatan Pelajar Mahasiswa Indonesia Luwu (IPMIL) meminta PT PT Masmindo Dwi Area angkat kaki dari tanah Luwu. Itu menanggapi peledakan atau blesting yang dilakukan.
“Evaluasi izinnya PT Masmindo, kemudian kalau bisa PT Masmindo angkat kaki dari Luwu lah,” kata Ketua PP IPMIL Luwu, Yandi kepada fajar.co.id, Senin (23/6/2025)
Peledakan itu dilakukan Senin, 16 Juni 2025 di Desa Rante Balla, Kecamatan Latimojong. Sebagai langkah awal untuk eksploitasi tambang emas di Luwu.
Hadirnya PT Masmindo di Luwu, kata Yandi bermasalah sejak awal. Pasalnya, area yang akan ditambang merupakan wilayah yang mestinya dikonservasi.
“Gunung di Latimojong itu kan sudah ditetapkan daerah rawan bencana. Mestinya itu dikonservasi. Tidak boleh ada penambangan,” ujar Yandi.
Ia menduga, dalam proses perizinannya, izin PT Masmindo mengenyampingkan hal tersebut.
“Saya lihat dari prosesnya ini barang dikesampingkan. Dipaksakan ini penambangan di Latimojong. Sehingga hal begitu dikesampingkan. Kami dari IPMIL tidak sepakat dengan itu,” terangnya.
Jika terus beroperasi, Yandi mengkhawatirkan kerusakan lingkungan terjadi. Berefek domino pada terjadinya bencana.
“Sebelum ada saja Masmindo itu, memang sudah ada banjir dan bencana,” imbuhnya.
Ia memberi gambaran, pada 2024, terjadi banjir besar di Belopa, Luwu. Ditengarai akibatnya karena kerusakan lahan.
“Bencana itu bencana yang paling besar di Luwu. Kemarin diucapkan oleh WALHI bahwa akibat banjir itu 70 persen adalah kerusakan lahan, dan kerusakan lahan itu diakibatkan aktivitas penambangan. Tambang yang paling besar di Luwu itu PT Masmindo,” jelasnya.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: