
FAJAR.CO.ID, INTERNASIONAL — Perang antara Israel dan Iran kembali memanas dan saling tembak pada hari Jumat (20/6/2025).
Setidaknya, perang kedua negara sudah terjadi selama seminggu. Kejadian ini memunculkan ragam pertanyaan dari publik termasuk hal yang terjadi dibaliknya.
- Serangan Semalaman
Pada Kamis malam, pasukan Pengawal Revolusi Iran (IRGC) melakukan serangan ke Israel.
Serangan yang dilakukan yakni dengan meluncurkan "tempur dan bunuh diri" menggunakan lebih dari 100 pesawat nirawak (drone).
Sementara itu, Militer Israel mengatakan bahwa pihaknya telah menyerang puluhan target di Teheran semalam, tepatnya pada hari Jumat.
Adapun laporan rinci yang dijabarkan, menyebut telah menargetkan pusat penelitian dan pengembangan proyek senjata nuklir Iran.
- Donald Trump Dilema
Rasa dilema muncul dibenak Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump yang belum bisa memastikan apakah pihaknya akan bergabung atau tidak dengan serangan Israel terhadap Iran pada hari Kamis.
Meski begitu, ia berujar masih ada peluang "yang besar" untuk negosiasi guna mengakhiri konflik.
Terkait bergabungnya dalam serangan, Donald Trump baru bisa memutuskan setelah dua pekan kedepan.
The Wall Street Journal (WSJ) melaporkan bahwa Trump menunda serangan, demi melihat tindakan dari Iran dalam hal pemberhentian serangan nuklirnya.
Dilain sisi, kelompok pro-Iran di Irak mengancam akan melakukan serangan balasan.
Adapun Rusia sebagai sekutu Iran, mengatakan bahwa setiap tindakan militer AS akan menjadi langkah yang sangat berbahaya.
Di sisi lain, puluhan pesawat militer AS tidak lagi terlihat di pangkalan AS di Qatar pada hari Kamis. Ini berdasarkan citra satelit dan disebut sebagai langkah yang mungkin untuk melindungi personil AS dari potensi serangan Iran.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: