Purbaya Yudhi Sadewa
FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mendadak turun ke lapangan. Rabu (12/11) kemarin, ia melakukan inspeksi ke Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea Cukai Tipe Madya Pabean (KPPBC TMP) Tanjung Perak dan Balai Laboratorium Bea dan Cukai (KBLBC) Kelas II Surabaya.
Di lokasi, Purbaya dibuat geleng-geleng kepala. Ia menemukan dugaan under invoicing atau pencantuman nilai barang impor yang dibuat sangat rendah, jauh dari harga aslinya.
Salah satu yang paling mencolok adalah sebuah mesin impor yang dalam dokumen tercatat hanya 7 dolar AS, sekitar Rp117 ribu.
Ketika dicek di marketplace, barang sejenis ternyata dijual di kisaran Rp40–50 juta.
“Waktu periksa kontainer ada yang menarik tuh, harganya kelihatan murahan, nanti kan akan dicek. Masa harga barang sebagus itu cuma 7 Dolar AS, di marketplace Rp 40–50 juta. Tapi akan dicek lagi ya,” ujar Purbaya dalam unggahan TikTok @purbayayudhis, dikutip Jumat (14/11/2025).
Temuan itu langsung ia tindak lanjuti. Purbaya meminta KBLBC Kelas II Surabaya melakukan pengecekan ulang terhadap seluruh barang yang dicurigai dimanipulasi, agar potensi kebocoran penerimaan negara bisa ditutup.
Tak hanya mengecek isi kontainer, Purbaya juga memantau penggunaan container scanner (pemindai peti kemas) yang baru dioperasikan dua pekan terakhir. Ia mengapresiasi langkah Bea Cukai meski tetap menilai ada ruang perbaikan.
“Tadi juga saya melihat pengoperasian container scanner, baru dua minggu rupanya dipasang, lumayan bagus walaupun belum sempurna,” katanya.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:

















































