Mahfud MD
FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Mantan Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD menilai proyek kereta cepat Jakarta–Bandung (Whoosh) merupakan salah satu contoh kebijakan pemerintah yang tetap dijalankan meskipun sejak awal sudah menimbulkan banyak persoalan.
Mahfud menjelaskan bahwa proses perencanaan proyek Whoosh pada tahun 2014–2015 diwarnai berbagai negosiasi dan keputusan yang terburu-buru.
Ia menyebut ada sejumlah pejabat yang terlibat dalam pengurusan proyek tersebut, seperti Rini Soemarno, Yasonna Laoly, Sofyan Djalil, dan Darmin Nasution.
“Barang ini sudah bermasalah sejak awal, tapi tetap diteruskan. Karena dalam birokrasi kita, kalau atasan sudah perintah, bawahan hanya bisa bilang ‘siap’,” ujar Mahfud dalam podcast ORDAL yang dikutip dari kanal YouTube Garuda TV, pada Jumat 14 November 2025.
Dalam obrolan bersama Prof. Effendy Ghazali dan Iwel Sastra, Mahfud menyinggung pernyataan Luhut Binsar Pandjaitan yang mengatakan bahwa proyek tersebut sudah dalam keadaan bermasalah ketika ia menerimanya.
“Karena Pak Luhut bilang, waktu saya terima aja, udah busuk itu. Berarti Pak Luhut sama-sama yakin ada yang bermasalah,” ujar Mahfud.
Anggota Komisi Reformasi Polri itu menegaskan, dirinya tidak menyebut proyek itu bermasalah sendirian, melainkan mengutip ucapan Luhut yang lebih dulu menyatakan hal itu.
"Yang bilang busuk pertama kali, Pak Luhut. Memang begitu. Seharusnya Pak Luhut yang dipanggil, kenapa Anda bilang busuk,” katanya.
Lebih jauh ia menjelaskan bahwa pembahasan dan penandatanganan proyek sudah dilakukan sejak masa awal pemerintahan Presiden Joko Widodo.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:


















































