FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Program unggulan Presiden Prabowo, Makan Bergizi Gratis (MBG), tampaknya makin terkesan dipaksakan.
Bagaimana tidak, setelah menunya yang dinilai tidak enak oleh sejumlah anak sekolah, kini muncul usulan menu serangga dan ulat.
Usulan ini datang dari Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, belum lama ini.
Pernyataan Dadan mempertegas bahwa pemerintah tidak memiliki kemampuan penuh untuk merealisasikan program tersebut.
Merespons hal itu, Politikus PDIP Ferdinand Hutahean menilai bahwa Dadan tidak memahami tugasnya sehingga berbicara semaunya di hadapan publik.
"Tidak mengerti (juga) filosofi dasar tentang MBG ini, dia tidak tahu bahwa ini adalah investasi jangka panjang," ujar Ferdinand kepada fajar.co.id, Rabu (29/1/2025).
Dikatakan Ferdinand, tujuan utama dari program MBG tidak lain untuk menciptakan generasi bangsa yang cerdas, sehat, dan kuat.
"Ini bukan sekadar mengenyangkan perut, enak di mulut, terus berakhir di jamban jadi kotoran," cetusnya.
Dia menyebut bahwa Dadan tidak memahami tugasnya bukan tanpa alasan. Ferdinand melihat bahwa pejabat yang dilantik di era Jokowi itu hanya berpikir layaknya seorang tukang masak.
"Hanya berpikir seperti seorang tukang masak yang menyiapkan makanan untuk mengenyangkan perut. Makanya dia mengusulkan serangga," sebutnya.
Kata Ferdinand, hingga saat ini belum ada kajian yang menyatakan serangga mampu menciptakan generasi penerus dengan protein dan gizi yang cukup.
"Bolehlah kandungan gizi disebut di serangga dan ulat itu ada. Tapi apakah itu memenuhi standar gizi?," tandasnya.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: