Fajar.co.id, Makassar – Wabah Human Metapneumovirus (HMPV) kini melonjak di China. Menyebabkan rumah sakit kewalahan menangani pasien dengan gejala mirip flu berat.
Hal itu menimbulkan kekhawatiran akan potensi penyebaran virus ini ke negara lain, termasuk Indonesia.
"HMPV dapat menyebabkan infeksi saluran pernapasan serius, terutama pada anak-anak dan lansia. Ia menekankan pentingnya kewaspadaan dan langkah pencegahan untuk mencegah penyebaran virus ini di Indonesia," ujar Dosen Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar, dr. Nurmila, Sp.PD, M.Kes, melalui keterangannya, Sabtu (4/1/2025).
Dokter Spesialis Penyakit Dalam Unismuh Makassar itu menjelaskan bahwa HMPV pertama kali diidentifikasi pada tahun 2001 di Belanda. Meski demikian, ada kemungkinan virus ini telah lama beredar sebelum dikenali secara resmi.
“HMPV termasuk keluarga Paramyxoviridae dan dapat menyebar melalui percikan pernapasan, kontak langsung, atau benda yang terkontaminasi,” kata Nurmila, saat dihubungi Sabtu, 4 Januari 2025.
Karakteristik Virus HMPV
HMPV memiliki beberapa karakteristik yang membedakannya dari virus pernapasan lainnya. Dalam hal pola penyebaran, virus ini lebih aktif pada akhir musim dingin hingga musim semi di daerah beriklim sedang. Infeksi HMPV biasanya menyebabkan gejala seperti batuk, demam, dan sesak napas. Namun, pada kelompok rentan, gejalanya dapat berkembang menjadi bronkitis atau pneumonia.
Jika dibandingkan dengan RSV dan influenza, HMPV memiliki beberapa perbedaan mencolok. RSV cenderung menyebabkan bronkiolitis pada bayi, sementara influenza sering menimbulkan gejala sistemik berat, seperti nyeri otot dan demam tinggi. Sebaliknya, HMPV lebih fokus pada gangguan saluran pernapasan.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: