Warga Suwayseh Desak Penghentian Agresi Israel di Quneitra Suriah

1 month ago 22
Arsip foto - Pasukan Israel berjaga di perbatasan Israel-Lebanon melancarkan serangan darat terhadap target-target Hizbullah di wilayah perbatasan Lebanon selatan, Senin (30/9/2024). Peristiwa tersebut menewaskan lebih dari 90 orang dan menimbulkan kekhawatiran tentang eskalasi regional. ANTARA FOTO/Israel Defense Forces/Handout via Xinhua/aww. Arsip foto - Pasukan Israel berjaga di perbatasan Israel-Lebanon melancarkan serangan darat terhadap target-target Hizbullah di wilayah perbatasan Lebanon selatan, Senin (30/9/2024). Peristiwa tersebut menewaskan lebih dari 90 orang dan menimbulkan kekhawatiran tentang eskalasi regional. ANTARA FOTO/Israel Defense Forces/Handout via Xinhua/aww.

FAJAR.CO.ID -- Warga Desa Suwayseh, Provinsi Quneitra, Suriah, menyerukan penghentian agresi Israel dan penarikan pasukan yang menduduki wilayah mereka secara ilegal.

Shadi Abu Zayd, salah satu warga, mengungkapkan bahwa pasukan Israel telah memasuki wilayah sejauh 10 kilometer dari Dataran Tinggi Golan yang diduduki, menyebabkan kerusakan parah di Suwayseh dan desa sekitarnya. Ia juga melaporkan adanya serangan langsung terhadap warga sipil, termasuk anak-anak.

Menurut Abu Zayd, pasukan Israel menembaki unjuk rasa damai yang digelar warga, melukai tujuh orang. "Kami menyerukan kepada komunitas internasional, negara-negara Arab, dan PBB untuk menghentikan serangan Israel di Quneitra," tegasnya.

Fayez al-Bandar, warga lainnya, menuturkan bahwa agresi Israel menyebabkan kerusakan besar pada properti, mencabut pepohonan, dan menargetkan rumah-rumah penduduk. Ia menegaskan warga Suwayseh tidak akan meninggalkan tanah mereka meski harus membayar mahal.

Sementara itu, Mohamad Abdulkarim al-Hatimi menambahkan bahwa serangan Israel menciptakan kepanikan di kalangan penduduk. "Kami tidak akan menerima ini," ujarnya.

Pada Rabu lalu, warga Suwayseh menggelar protes menentang pendudukan Israel. Tentara Israel melepaskan tembakan dan melukai tiga warga sipil.

Setelah jatuhnya rezim Baath di Suriah, Israel meningkatkan serangan udara dan memperluas pendudukan di Dataran Tinggi Golan, wilayah yang telah diduduki sejak 1967.

Israel kini memperkuat kehadiran militernya, bergerak lebih dekat ke Damaskus dan mencapai jarak 25 kilometer dari ibu kota Suriah. (*)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:

Read Entire Article
Rakyat news| | | |