Tumpukan kayu yang terbawa arus banjir di Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, Jumat (28/11/2025). (Antara )
FAJAR.CO.ID, ACEH -- Bencana hidrometeorologi yang menimpa Provinsi Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat, memunculkan banyak korban jiwa hingga merusak infrastruktur di wilayah tersebut. Bencana tersebut sejauh ini dilaporkan telah mengakibatkan 442 jiwa meninggal dunia.
Jumlah korban meninggal tersebut masih berpotensi mengalami peningkatan. Pasalnya, data pemerintah menyebutkan masih ada ratusan warga yang dilaporkan hilang pada tiga provinsi tersebut.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat bahwa korban jiwa yang melanda bencana banjir bandang dan tanah longsor di wilayah Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat menelan ratusan korban jiwa.
Kepala BNPB Letjen TNI, Suharyanto, menyampaikan jumlah korban jiwa di Sumatera Utara (Sumut) mencapai 217 orang, sementara 209 orang masih dinyatakan hilang. Ia menyebut, pada proses evakuasi Minggu (30/11), banyak korban ditemukan di wilayah Tapanuli Selatan.
“Korban jiwa untuk Sumut 217 yang meninggal dunia, kemudian 209 yang masih hilang,” ucap Suharyanto dalam konferensi pers daring, Minggu (30/11).
Sementara di wilayah Aceh, total korban meninggal dunia tercatat 96 orang, dengan 75 orang lainnya masih hilang. Suharyanto menjelaskan, korban jiwa tersebut tersebar di 11 kabupaten/kota. Total wilayah terdampak di mencapai 18 kabupaten/kota.
Ia tak memungkiri, kondisi ruas jalan di Aceh saat ini masih memprihatinkan. Sebab, sejumlah ruas jalan di Aceh terputus tidak dapat dilalui.
"Jalur transportasi yang masih putus, Sumatera Utara-Aceh Tamiang putus. Kemudian dari Banda Aceh-Lhokseumawe, Aceh Utara, Aceh Timur, Langsa, Aceh Tamian ini masih putus," ujarnya.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:


















































