FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Pegiat politik, ekonomi, dan sosial, Arif Wicaksono, menimpali pernyataan Presiden ke-7 RI, Jokowi yang menyebut proyek Kereta Cepat atau Whoosh memberikan keuntungan sosial, bukan semata-mata materi.
Dikatakan Arif, pernyataan tersebut justru menunjukkan bahwa proyek bernilai ratusan triliun itu belum sebanding dengan biaya yang telah dikeluarkan negara.
Ia menuturkan, jika dampak ekonomi (multiplier effect) tidak sesuai dengan nilai investasi yang digelontorkan, maka proyek tersebut sama saja merugi.
"Multiplier effectnya tidak sepadan dengan biaya yang dikeluarkan, ya sama saja boncos," ujar Arif kepada fajar.co.id, Kamis (30/10/2025).
Lebih lanjut, Arif menyindir bahwa keuntungan proyek itu justru dinikmati segelintir pihak, sementara beban dan kesulitannya justru ditanggung rakyat.
"Enaknya di dia (Jokowi), susahnya di rakyat,” sebutnya.
Arif juga mendesak agar KPK tidak main-main dalam melakukan penyelidikan terhadap dugaan mark up dalam proyek Whoosh.
Ia menegaskan, transparansi anggaran harus menjadi prioritas agar publik mengetahui sejauh mana keuangan negara digunakan.
“Harus segera selidiki dugaan mark up Whoosh!,” tegasnya.
Sebelumnya, Jokowi menyebut keuntungan Woosh ini ada pada bidang sosial bukan hanya sekedar materi.
Dia menyebut dengan adanya Woosh akan meningkatkan produktivitas masyarakat karena tidak perlu bermacet-macetan di jalan.
Selain itu, akan berdampak pada lingkungan yakni mengurangi emisi karbon, mengurangi polusi yang diakibatkan dari kendaraan yang digunakan oleh pribadi.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:


















































