Karaeng Bontolangkasa, Penjaga Adat dan Penegak Syariat di Kerajaan Gowa

1 week ago 25
Ilustrasi

Oleh: Desy Selviana
(Pustakawan)

Di tengah dinamika politik kerajaan-kerajaan di Nusantara, muncul seorang pemimpin besar dari Kerajaan Gowa yang dikenal bijaksana, taat beragama, dan berpengaruh kuat: I Manggorai Daeng Beta Sultan Nuruddin, bergelar Karaeng Bontolangkasa. Di bawah kepemimpinannya, Gowa bukan hanya dikenal sebagai kerajaan maritim yang tangguh, tetapi juga sebagai pusat penyebaran Islam dan peradaban di kawasan timur Nusantara.

Karaeng Bontolangkasa dikenal sebagai sosok yang memegang teguh ajaran Islam serta menjunjung tinggi adat istiadat Gowa. Ia menyebarkan nilai-nilai kejujuran, kedamaian, dan kebaikan, bahkan pengaruh dakwah dan budayanya meluas hingga ke Patani (Thailand), Banjar (Kalimantan), dan Maluku. Kepemimpinannya tidak semata-mata mengandalkan kekuatan militer, melainkan juga mengedepankan dakwah dan diplomasi budaya.

Salah satu warisan monumental dari masa pemerintahannya adalah Masjid Katangka, yang menjadi simbol syiar Islam sekaligus pusat pendidikan keagamaan. Ia mendorong para bangsawan dan rakyat untuk menunaikan ibadah haji, mempelajari ilmu agama, dan menamatkan Al-Qur’an. Gowa pada masa itu tumbuh sebagai negeri religius yang damai dan beradab.

Dalam bidang pembangunan, Karaeng Bontolangkasa memprakarsai pembangunan Balla Kacaya—istana megah berarsitektur khas, berhias ukiran badik emas dan atap kayu hitam. Istana ini menjadi lambang kebesaran kerajaan dan tidak boleh ditiru oleh rakyat biasa. Di masa pemerintahannya, industri lokal pun berkembang pesat, mulai dari pandai besi dan pengrajin perhiasan hingga pembuatan meriam dan pencetakan uang sendiri.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:

Read Entire Article
Rakyat news| | | |