
FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Wacana Mahkamah Agung (MA) yang akan menerapkan sistem penunjukan hakim berbasis teknologi robotik memicu reaksi keras dari berbagai pihak, termasuk dari kalangan politikus.
Juru Bicara Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Mohamad Guntur Romli, menyindir keras rencana tersebut.
Ia mempertanyakan alasan di balik penggunaan sistem robotik untuk seleksi hakim, dan menilai langkah itu menunjukkan krisis kepercayaan terhadap integritas aparat hukum.
“Kenapa harus pake robot? Karena manusianya sudah tidak dipercaya,” ujar Guntur di X @GunRomli (15/4/2025).
Lebih lanjut, Guntur menyampaikan sindiran tajam bahwa jika MA benar-benar tidak percaya lagi pada integritas para hakim manusia, maka sebaiknya seluruh hakim diganti saja dengan robot.
“Kalau MA tidak percaya manusianya, apa perlu dipikirkan kalau hakim-hakim di pengadilan diganti robot-robot saja agar tidak bisa disuap,” katanya.
Namun, ia juga menyinggung potensi manipulasi dalam sistem tersebut.
“Eh tapi tetap bisa direkayasa sama programmer-nya yang juga manusia ya, gimana kalau AI saja?” tandasnya.
Sebelumnya, menyusul kembali mencuatnya dugaan tindak pidana korupsi yang menyeret pejabat peradilan, termasuk Ketua PN Jakarta Selatan, Mahkamah Agung (MA) menegaskan komitmennya dalam melakukan pembenahan.
Juru Bicara MA, Yanto, menyatakan bahwa institusinya tidak berpangku tangan dalam menghadapi persoalan tersebut.
Salah satu upaya yang tengah disiapkan adalah penguatan pengawasan internal serta digitalisasi proses pemilihan hakim melalui teknologi berbasis sistem robotik yang dinamakan "Smart Majelis".
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: