
FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Pasar keuangan RI babak belur diterpa sentimen negatif dalam maupun luar negeri. Investor ramai-ramai jual saham mengakibatkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ambles ke titik terendah 7,11 persen ke level 6.011 pada Selasa (18/3/2025).
Aksi jual yang mengalir deras mencerminkan panic selling para investor akibat kondisi keuangan RI yang babak belur. Ada kekhawatiran investor global terhadap prospek ekonomi dan valuasi pasar saham Indonesia.
Para analis menyebut penurunan peringkat pasar saham RI oleh Morgan Stanley dan Goldman Sachs salah satu pemicu kaburnya investor asing dari pasar saham. Penurunan peringkat ini terjadi karena Morgan Stanley dan Goldman Sachs memperkirakan adanya peningkatan risiko fiskal atas sejumlah kebijakan Presiden Prabowo Subianto.
Goldman menilai ada ketakutan investor asing setelah Prabowo mengumumkan kebijakan pemangkasan dan realokasi aggaran. Prabowo juga membuat keputusan membentuk Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara), hingga program 3 juta rumah yang dianggap dapat membuat bengkak defisit anggaran.
Goldman juga menurunkan rekomendasi atas surat utang yang diterbitkan BUMN tenor 10 sampai 20 tahun menjadi netral. Sebelumnya, surat utang BUMN menjadi salh satu aset yang paling ramai diburu oleh manajer investasi global.
Penurunan peringkat ini memperparah aksi jual asing di bursa saham domestik. Tercatat asing membukukan aksi jual bersih Rp849 miliar kemarin, Rp3,12 triliun dalam sepekan, Rp13,7 triliun dalam sebulan, Rp24 triliun sejak awal tahun, Rp26,8 triliun dalam tiga bulan dan Rp57,8 triliun dalam enam bulan terakhir. (*)
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: