Ilustrasi. (INT)
FAJAR.CO.ID, SUBANG — Di tengah perhatian publik terhadap sumber air Danone-AQUA, perusahaan air minum kemasan terbesar di Indonesia itu kembali disorot karena praktik pengangkutan dengan muatan berlebih (Over Dimension Over Loading atau ODOL).
Praktik ini dinilai menjadi salah satu penyebab utama kerusakan jalan dan menimbulkan kerugian negara hingga miliaran rupiah setiap tahun.
Isu ini mencuat setelah Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi atau KDM melakukan inspeksi mendadak ke pabrik AQUA di Subang pada 21 Oktober 2025.
“Ini sekali angkut bebannya berapa?” tanya Dedi yang menunjuk langsung sebuah truk.
Jawabannya sangat mengejutkan, 14 ton. Padahal, batas muatan yang diizinkan hanya 5 ton. Artinya, truk itu membawa beban hampir tiga kali lipat dari kemampuannya.
Ia menilai kelebihan muatan tidak hanya mempercepat kerusakan jalan provinsi, tetapi juga meningkatkan risiko kecelakaan lalu lintas.
Penelitian Komite Penghapusan Bensin Bertimbal (KPBB) pada 2021 menemukan pelanggaran serupa di jalur Sukabumi–Bogor. Studi itu mencatat seluruh truk pengangkut AQUA yang diamati membawa muatan melebihi batas.
KPBB memperkirakan praktik tersebut menghemat biaya logistik perusahaan hingga Rp480 miliar per tahun, namun berpotensi menimbulkan kerugian besar bagi infrastruktur publik.
Dampak ODOL juga terlihat pada sejumlah kecelakaan fatal. Pada Februari 2025, sebuah truk pengangkut galon kehilangan kendali di Gerbang Tol Ciawi, Bogor, dan menewaskan delapan orang. Dugaan awal menunjukkan rem blong akibat kelebihan muatan sebagai salah satu faktor penyebab.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:


















































