RAKYATPOS.COM, BANGKA BARAT – Total 40 Kepala Desa (Kades) dan Pengurus Perpustakaan Desa Se-Kabupaten Bangka Barat (Babar) mengikuti Peer Learning Meeting (PLM).
Kegiatan yang berlangsung di ruang pertemuan Perpustakaan Daerah (Perpusda) Babar, Jumat (23/8/2024) tersebut, dibuka Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Babar, Farouk Yohansyah.
Farouk mengatakan, PLM ini sebenarnya menularkan apa yang ada di Perpusda Bangka Barat ke Perpusdes. Saat ini, hanya ada 16 Perpusdes yang mendapat penghargaan atas konsistensinya dalam meningkatkan dan memajukan perpustakaan berbasis inklusi sosial.
“Apabila perpustakaan desa konsisten memajukan Perpusdes, kita akan selalu mereport ke kemajuaan ini ke Perpusnas. Alhamdulillah sekarang kita menjadi model se Bangka Belitung untuk program TPBIS ini. Baru-baru ini kita juga dapat bantuan berupa buku dan rak dari Perpusnas untuk desa-desa,” kata Farouk.
Kalau hanya mengadalkan dana desa, menurut Farouk, sangat paham sekali, walaupun saat ini ada aturan dari Menteri Desa, dana desa dapat dialokasi untuk perpustakaan. Tetapi, dana desa tersebut sudah digunakan untuk prioritas utama program dasar seperti ketahanan pangan, stunting dan kemiskinan.
Sedangkan prioritas Perpusdes, dijelaskannya, adalah tahapan kedua setelah urusan dasar clear, barulah urusan menengahnya meningkatkan kualitas pengembangan, pembentukan, dan inovasi. Nah, disinilah masuknya peran perpustakaan.
Tahun ini, diungkapkannya, visi misi Presiden, perpustakaan itu mendunia. “Maka kita harus siap-siap menyambut visi misi ke depannya. Kita mengharapkan PLM ini sebagai pengimbas ke Perpusdes sekitarnya, dan ke taman bacaan yang ada di sekitar desa,” harapnya.
“Silahkan desa-desa lain belajar kepada 16 desa yang telah melaksanakan TPBIS ini, dan desa-desa ini adalah sebagai mitra strategis Perpusnas yang ada di Bangka Barat dalam peningkatan perpustakaan berbasis inklusi sosial. Kita juga melakukan kegiatan perpustakaan berbasis inklusi sosial dengan tenaga kesehatan seperti kegiatan hari penyuluhan kesehatan kepada kades dan pengurus perpustakaan desa,” tutup Farouk.
Yuli, salah seorang pemateri PLM, yang juga selaku Pelatih Ahli Program TPBIS, menerangkan, PLM ini adalah untuk kegiatan pembelajaran (sharing) pengalaman kepada sesama pengurus Perpusdes yang terbaik di Bangka Barat. “Perpustakaan terbaik yang hadir hari ini kami mengharapkan menjadi contoh bagi perpustakaan lain yang ada di kabuapten Bangka Barat,” ujarnya.
Adapun cara mengevaluasi suatu perpustakaan sudah baik atau belum, menurutnya, yaitu dengan menggunakan Key Performance Indikator (KPI). Dengan KPI ini akan terlihat apakah perpustakaan sudah baik atau belum dan akan terlihat raport hasil dari kegiatan perpustakaan yang sebelumnya diinput di system informasi management (SIM).
“Kita telah melakukan penilaian lebih kurang sudah 6 bulan oleh Perpusnas. Dari hasil penilaian ini ada 3 desa yang mendapat nilai sempurna 100, yaitu Desa Belo Laut, Desa Sekar Biru, dan Desa Puput. Untuk tahun ini juga ada desa yang pesat perkembangannya, yaitu Desa Kundi dengan nilai 81,25 yang telah mendapat rak dan buku. Kami sangat mengapresiasi prestasi yang membanggakan ini,” ucapnya.
Ibnu, Kades Belo Laut dengan Perpusdes Prasetya, menyebutkan, untuk melakukan kegiatan perpustakaan berbasis inklusi sosial ini,pihaknya telah melibatkan masyarakat desa, seperti pengelola UMKM, sanggar tari, PAUD dan sekolah dasar.
“Perpustakaan berbasis inklusi sosial ini, kami lakukan dengan cara kolaborasi berbagai kegiatan yang dilakukan di Perpusdes. Insya Allah kami bisa masuk penilaian di tingkat nasional. Tentu kami akan belajar dan menggali lagi apa yang kira-kira akan kami siapkan untuk ke tingkat nasional,” ungkapnya.
Akhir PLM ditutup dengan sosialisasi kesehatan oleh Septi, Tenaga Kesehatan Bangka Barat, terkait pentingnya screening deteksi dini penyakit tidak menular (PTM) dan bangaimana cara mencegah penyakit tersebut, kepada kades dan pengurus perpustakaan desa.
Sebagai ujung tombak yang terdekat dengan masyarakat, diharapkannya, dengan adanya sosialisasi ini segera tersampaikan informasi pentingnya menjaga kesehatan bagi masyarakat.
Penyakit tidak menular seperti jantung, diabetes, paru kronik dan lain-lain. “Di zaman yang serba instant sekarang sudah banyak masyarakat kita yang terkena penyakit PTM. Oleh karena itu mulai sekarang prilaku hidup sehat dan olahraga harus dimasyarakatkan,” saran dia.
Usai sosialisasi dilanjutkan denban pemberian pengahragaan dan sertifikat kepada 16 Kades sebagai ungkapan terima kasih kepada perpustakaan terbaik yang telah berkirap konsisten, kreatif memajukan dan meningkatkan TPBIS perpustakaan desanya, yang diserahkan oleh Kepala DPK Bangka Barat. (rel/zul/3).