Dugaan Korupsi di Kemendikbudristek, NU dan Muhammadiyah Ikut Mengecam

17 hours ago 8
Mantan Mendikbudristek Nadiem Makarim usai diperiksa Kejaksaan Agung, Jakarta, Senin (23/6/2025). (Salman Toyibi/ Jawa Pos)

FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Praktik korupsi yang dilakukan pejabat pemerintahan di Indonesia dipandang masih sangat mengkhawatirkan. Pasalnya, bukannya terkikis sedikit demi sedikit, praktik rasuah itu bahkan nyaris terjadi di semua lini pemerintahan.

Tidak heran, maraknya kasus dugaan korupsi yang terjadi dan dilakukan oleh para pejabat pemerintahan, tidak hanya membuat kalangan aktivis antikorupsi yang prihatin, tapi juga tokoh dari kalangan ulama.

Ormas Nahdlatul Ulama (NU) bahkan turut bersuara atas kasus korupsi yang terjadi di negara ini. Terlebih lagi praktik rasuah di lingkungan pendidikan.

Sebut saat kasus dugaan korupsi pengadaan laptop di Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek), yang kini tengah diusut Kejaksaan Agung (Kejagung).

Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Ahmad Fahrur Rozi yang akrab disapa Gus Fahrur mengatakan bahwa korupsi di bidang pendidikan mengancam kesejahteraan masyarakat.

"Ya, ini sangat ironis, korupsi di bidang pendidikan mengancam kesejahteraan masyarakat dan mengikis kepercayaan terhadap nilai-nilai luhur pendidikan," kata Gus Fahrur, Rabu (3/7).

Ia mengatakan, seharusnya kementerian pendidikan dan institusi pendidikan menjadi penjaga muruah (kehormatan) etika dan moral, tetapi malah melakukan praktek tercela seperti korupsi.

Gus Fahrur menegaskan, ini perlu perhatian serius agar lembaga pendidikan sebagai pencetak kader masa depan bangsa benar-benar berfungsi membangun karakter mulia dan memajukan pendidikan. Di samping penegakan hukum juga pengawasan dan pencegahan harus dilakukan lebih baik lagi.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:

Read Entire Article
Rakyat news| | | |