RAKYATPOS.COM, BANGKA SELATAN – Setelah berhasil mendapatkan informasi pembentukan Kabupaten Belitung Timur (Beltim) tahun lalu, kini Bidang Perlindungan dan Penyelamatan Arsip DKPUS Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) menghadirkan 2 orang tokoh selaku pelaku sejarah pembentukan Kabupaten Bangka Selatan.
Dari 2 tokoh atas nama Rusmin dan H. Hidayat Tukijan yang saat ini berdomisili di Toboali, Bangka Selatan, Tim Bidang Perlindungan dan Penyelamatan Arsip DKPUS Provinsi Babel, di pimpin langsung Kepala DKPUS Babel Rakhmadi, menggali langsung awal mula sejarah pembentukan Bangka Selatan tersebut.
Penggalian informasi sejarah pembentukan Bangka Selatan dilakukan dengan wawancara langsung oleh Kepala DKPUS Rakhmadi bersama Rusmin dan H. Hidayat di Gazibu, Halaman Wisma Samudra, Himpang Lima, Toboali, yang merupakan titik awal gagasan pembentukan Kabupaten Bangka Selatan, Senin (2/8/2024).
Didampingi Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Bangka Selatan, Sumadi, dan Tim dari Bidang Perlindungan dan Penyelamatan Arsip DKPUS Provinsi Babel, dan Tim Bidang Kearsipan DPK Bangka Selatan, Kepala DKPUS Rakhmadi
Lebih dari 15 pertanyaan disampaikan Rakhmadi kepada 2 pelaku sejarah pembentukan Bangka Selatan tersebut, diantaranya sekilas tentang Bangka Selatan sebelum menjadi Kabupaten; kondisi social, budaya, ekonomi maupun politik local kala sebelum terbentuknya Bangka Selatan.
Selanjutnya, factor pendorong keinginan memekarkan wilayah Bangka Selatan; awal mula munculnya ide pemekaran Bangka Selatan; Sumber Daya Alam Bangka Selatan sebelum menjadi Kabupaten; dukungan masyarakat terhadap pemekaran wilayah Bangka Selatan.
Siapa saja tokoh atau kelompok masyarakat yang terlibat atas inisiasi pembentukan Kabupaten Bangka Selatan; hambatan dalam proses perjuangan pembentukan Bangka Selatan; berapa lama waktu yang dibutuhkan dari awal proses hingga menjadi Kabupaten Bangka Selatan.
Informasi berikutnya yang digali adalah bagaimana dengan dukungan pendanaan perjuangan pembentukan Bangka Selatan; siapa saja tokoh yang paling berperan atas suksesnya pemekaran wilayah Bangka Selatan.
Selain itu, Rakhmadi juga menanyakan bagaimana kondisi Bangka Selatan saat ini setelah menjadi Kabupaten; apa yang harapan ke depan.
Rusmin menjelaskan, sebelum menjadi Kabupaten, Toboali atau wilayah Bangka Selatan, cukup kesulitan dalam mengurus berbagai hal, diantaranya adminitrasi kependudukan. Pasalnya, Kabupaten Induknya ada di Kabupaten Bangka, dengan Ibu Kota Kabupaten di Sungailiat.
Jadi, dikatakannya, salah satu factor atau penyebab mendorong keinginan untuk membentuk Kabupaten Bangka Selatan, adalah kemudahan, kecepatan, kemurahan dalam pengurusan administrasi kependudukan.
Kesejahteraan masyarakat setempat juga menjadi bagian dari pendorong keinginan terbentuknya Kabupaten Bangka Selatan.
Karena, menurut Rusmin, kala itu, Bangka Selatan memiliki potensi Sumber Daya Alam yang menjanjikan, diantaranya pertambangan timah, Perkebunan, kelautan dan perikanan.
Awalnya, kata Rusmin, masyarakat banyak yang tidak mendapatkan informasi adanya rencana pemekaran wilayah Bangka Selatan, namun melalui 38 pemuda Toboali yang tergabung ke dalam KPPT, berusaha dengan sekuat tenaga dan pemikiran menyampaikan informasi ke masyarakat, dan akhirnya masyarakat Toboali sepakat agar dilakukan perjuangan pembentukan Kabupaten Bangka Selatan.
“Untuk pemekaran wilayah Bangka Selatan ini, salah satu tokoh yang sangat berperan dan berkontribusi adalah almarhum Eko Maulana Ali. Secara historis Pak Eko sangat membantu kami. Tapi aktor utama selanjutnya adalah Pemuda Toboali yang tergabung dalam KPPT, yakni organisasi pertama yang menyuarakan, mempublikasikan ke masyarakat,” ujar Rusmini.
Hal senaga dibenarkan H. Hidayat. Diakatakannya, almarhum Eko Maulana Ali sangat berperan dalam pemekaran wilayah Bangka Selatan. Disamping itu juga ada almarhum Edi Salim.
Kala itu, katanya, ada 9 kecamatan yang disiapkan untuk Kabupaten Bangka Selatan. “Gagasan pembentukan Basel ini gagasan Pak Sdi Salim, melalui KPPT. Jadi, saat itu, ada 38 pemuda yang tergabung dalam KPPT bertugas berkomunikasi dengan berbagai pihak untku pembentukan Bangka Selatan,” ungkapnya.
Diakui Hidayat, kesulitan perjuangan untuk pemekaran wilayah kala itu, adalah ibu kota kabupaten Bangka induk yang berada di Sungailiat, letaknya begitu jauh dari Toboali.
Namun, dengan kegigihan perjuangan pantang menyerah, kurang lebih 4 tahun perjuangan, akhirnya membuahkan hasil, dengan dukungan pendananaan swadaya dari berbagai pihak, Bangka Selatan menjadi kabupaten, dan Toboali menjadi Ibu Kota Kabutennya.
“Saat ini umur Kabupaten Bangka Selatan sudah 21 tahun, sejak ditetapkan pada 27 Januari 2003 lalu,” katanya.
Keduanya tokoh pembentukan Bangka Selatan tersebut dihadapan Kepala DKPUS Babel Rakhmadi menyebutkan bahwa, Wisma Samudra yang saat ini halamannya dijadikan sebagai Lokasi wawancara sejarah pembentukan Bangka Selatan, adalah bagian yang sangat penting dalam perjuangan pembentukan Bangka Selatan.
“Wisma Samudra ini adalah saksi sejarah, dan tempat pertama kali kami berkumpul sembari ngopi membicarakan keinginan untuk membentuk Kabupaten Bangka Selatan,” tutur Rusmin, dan di iyakan Hidayat.
Mereka berdua juga tak menampik kondisi Bangka Selatan saat ini setelah menjadi Kabupaten, diantaranya UKMM mulai tumbuh. Begitu pula dengan infrastruktur jalannya, sekitar 80 persen jalan di Bangka Selatan sudah beraspal.
Namun, menurut Rusmin maupun Hidayat, masih banyak hal yang harus dibenahi untuk kesejahteraan masyarakat Bangka Selatan ke depan. Sebab, secara kualitas, SDM Bangka Selatan tak kalah saing dengan daerah lainnya.
Satu diantaranya yang harus digenjot lagi untuk kesejahteraan masyarakat Bangka Selatan adalah sektor pariwisata di Bangka Selatan akan dipromosikan lebih gencara lagi ke luar oleh Pemerintah Daerah setempat.
Rangkaian Terbentuknya Bangka Belitung
Kepala DKPUS Babel Rakhmadi, usai wawancara penggalian informasi sejarah pembentukan Bangka Selatan, kepada media ini mengatakan, wawancara kepada para tokoh, pelaku sejarah yang berkaitan dengan pembentukan Kabupaten Bangka Selatan sengaja dilakukan DKPUS Provinsi Babel.
“Mengapa ini kami gali, karena Kabupaten Bangka Selatan ini banyak memiliki sejarah dengan rangkaian terbentuknya Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Ternyata, gagasan pembentukan Kabupaten Bangka Selatan ini mendahului dari terbentuknya Provinsi Kepulauan Bangka Belitung,” ujar Rakhmadi.
DKPUS Provinsi, ditambahkan Rakhmadi, akan menginformasikan bahwa kegiatan ini sangat penting bagi generasi muda. “Jangan sampai mereka tidak tahu dengan sejarah perkembangan kabupaten yang ada di Bangak Belitung, satu diantaranya sejarah pembentukan Kabupaten Bangka Selatan,” tutur Rakhmadi.
Rakhmadi berharap, hasil dari wawancara tokoh pelaku sejarah pembentukan kabupaten Bangka Selatan, melalui Kegtan Pendampingan Penyelamatan Arsip bagi Pemekaran Lintas Kabupaten/Kota di Bangka Belitung ini, dapat memberikan manfaat bagi generasi muda ke depan dalam upaya membangun daerah, bangsa dan negara.