
FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Drama nasional dugaan ijazah palsu Joko Widodo (Jokowi) masih terus berlanjut seolah tak berujung. Polemik terkait keaslian ijazah Jokowi makin mengemuka setelah tiga alumni Universitas Gadjah Mada (UGM), Roy Suryo, Rismon Hasiholan Sianipar, dan Tifauzia Tyassuma atau dokter Tifa, terus menyuarakan klaimnya.
Namun ternyata mayoritas masyarakat Indonesia ternyata tidak mempercayai isu ijazah palsu Jokowi tersebut.
Selain itu, publik juga cenderung tidak setuju dengan wacana pemakzulan terhadap Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
Temuan tersebut terungkap dalam hasil survei nasional yang dirilis Poltracking Indonesia, periode 3-10 Oktober 2025.
Hal ini diungkapkan Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia, Hanta Yuda Rasyid, saat memaparkan hasil surveinya yang disiarkan langsung di kanal YouTube Poltracking TV.
“Apakah percaya terkait isu ijazah palsu ini, yang percaya 16,1 persen, yang tidak percaya jauh lebih banyak, 56,8 persen,” ujar Yuda dikutip pada Selasa (21/10/2025).
Dikatakan Yuda, isu pemakzulan terhadap Wapres Gibran juga belum banyak diketahui publik.
“Sebanyak 50,5 persen tidak mengetahui, dan hanya 38 persen yang mengetahuinya,” terangnya.
Ketika ditanya mengenai tingkat kesetujuan publik terhadap wacana pemakzulan tersebut, hasilnya menunjukkan lebih banyak yang menolak.
“Kalau kita tanya tingkat kesetujuannya, yang setuju 18,3 persen, jauh lebih banyak yang tidak setuju, 46,0 persen,” tandasnya.
Survei bertajuk 'Evaluasi 1 Tahun Kinerja Pemerintahan Prabowo-Gibran' ini dilakukan dengan metode multistage random sampling melibatkan 1.220 responden.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: