FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Pemecatan pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong (STY), pada 6 Januari 2025 terus menjadi perbincangan publik.
Anggota Komisi III DPR RI, Hinca Pandjaitan, mengatakan, dinamika yang terjadi di balik layar, termasuk gesekan antara pemain diaspora dan pelatih asal Korea Selatan tersebut.
“Dari kacamata saya, Ketua Umum PSSI Erick Thohir menghadapi situasi yang cukup kompleks," ujar Hinca dalam keterangannya di aplikasi X @hincapandjaitan (7/1/2025).
Dikatakan Hinca, bukan soal siapa yang benar atau salah, tetapi bagaimana menjaga atmosfer ruang ganti agar tidak menjadi tong mesiu yang sewaktu-waktu meledak lebih dahsyat.
Menurut Hinca, ketegangan ini berawal dari laga melawan Bahrain pada November 2024.
Sejumlah pemain diaspora disebut berupaya mengajak STY berdiskusi soal strategi setelah Indonesia gagal menang akibat gol penyeimbang di menit-menit akhir. Namun, STY dilaporkan enggan membuka dialog.
“Entah karena keterbatasan waktu, suasana hati, atau alasan lain, tetapi hal ini menimbulkan ketidaknyamanan di antara pelatih dan pemain,” ungkap Hinca.
Ketegangan semakin memuncak saat laga melawan China pada Oktober 2024.
Beberapa pemain diaspora seperti Thom Haye, Jordi Amat, hingga Sandy Walsh mendadak diparkir di bangku cadangan, sementara ban kapten Jay Idzes berpindah ke Asnawi.
“Kejadian itu menimbulkan pertanyaan besar. Apakah ini rotasi biasa, atau ada dinamika non-teknis seperti gesekan ego, mis-komunikasi, atau kendala kultural yang semakin melebar?," Hinca menuturkan.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: