Sebagian dari masyarakat mungkin sudah mengerti apa itu perawat. Namun sebagian lagi tentu masih ada yang belum paham apa yang disebut dengan perawat.
Perawat adalah seorang profesional yang berkerja di bidang kesehatan bertugas dalam mengobati dan merawat pasien. Perawat merupakan bagian penting dari tim kesehatan dan memainkan peran penting dalam memberikan perawatan berkualitas tinggi kepada pasien.
Mereka bekerja keras untuk memastikan bahwa pasien menerima perawatan terbaik, dan mereka sangat dihormati oleh pasien serta rekan kerja mereka. Dalam melakukan hal tersebut mereka juga memerlukan tranformasi yang baik dalam penanganan.
Selanjutnya, berkenaan dengan transformasi. Dala hal ini, transformasi perawatan merujuk pada pergeseran dalam cara perawatan yang disampaikan dan diterima, dengan fokus pada meningkatkan kualitas, efektivitas, dan efisiensi perawatan.
Hal itu dapat mencakup perubahan dalam cara perawatan yang disampaikan, seperti menggunakan teknologi digital untuk berkomunikasi dengan pasien, atau cara perawatan diterima, misal dengan meningkatkan aksesibilitas dan ketersediaan perawatan.
Transformasi perawatan juga dapat mencakup perubahan dalam cara perawatan yang disampaikan, semisal dengan menggunakan alat dan metode baru untuk mendiagnosis dan mengobati kondisi medis. Tujuan dari transformasi perawatan tiada lain untuk meningkatkan hasil pasien, mengurangi biaya perawatan, dan meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan.
Patut diketahui bahwa transformasi perawatan dapat mencakup berbagai praktik dan inovasi, termasuk telemedicine, perawatan berbasis klinik, dan penggunaan data dan analitik untuk meningkatkan perawatan.Salah satu contoh dari transformasi keperawatan yang sering dilakukan yaitu Perawatan berbasis klinik.
Perawatan berbasis klinik adalah praktik memberikan perawatan medis di klinik atau pusat kesehatan komunitas, bukan di rumah sakit. Ini dapat membantu mengurangi biaya perawatan dan meningkatkan aksesibilitas perawatan bagi pasien.
Transformasi perawatan berbasis klinik telah dimulai di Indonesia pada tahun 2014, ketika pemerintah mengumumkan rencana transformasi perawatan berbasis klinik. Rencana ini bertujuan untuk mengubah cara perawatan kesehatan disampaikan dan diterima oleh pasien, dengan menggabungkan berbagai layanan kesehatan menjadi satu sistem yang terintegrasi dan koheren.
Di Indonesia, perawatan berbasis klinik adalah praktik yang semakin populer, terutama di daerah pedesaan di mana akses ke perawatan medis mungkin terbatas. Klinik dan pusat kesehatan komunitas dapat membantu mengurangi biaya perawatan dan meningkatkan aksesibilitas perawatan bagi pasien.
Transformasi perawatan berbasis klinik masih berlangsung, pemerintah dan penyedia layanan kesehatan terus bekerja untuk mencapai tujuan transformasi. Ini termasuk mengimplementasikan berbagai inisiatif dan program untuk meningkatkan kualitas perawatan,
Cara menangani pasien dengan transformasi keperawatan berbasis klinik ini, yaitum mengembangkan rencana transformasi, melibatkan semua pemangku kepentingan, mengembangkan sistem elektronik kesehatan, meningkatkan aksesibilitas perawatan, meningkatkan keterlibatan pasien, meningkatkan efisiensi sistem kesehatan, meningkatkan kesejahteraan pasien, memberikan pendidikan dan pelatihan, memberikan dukungan, dan memantau dan mengevaluasi inisiatif dan program.
Tetapi, transformasi berbasis klinik ini juga memiliki dampak negatif, yaitu potensi untuk kurangnya aksesibilitas bagi pasien dengan kondisi medis yang kompleks dan potensi untuk kurangnya keterlibatan pasien.
Tidak hanya itu, masih ada beberapa tantangan yang harus diatasi dalam mengimplementasikan perawatan berbasis klinik di Indonesia. Ini termasuk kurangnya sumber daya dan keahlian, serta kurangnya aksesibilitas bagi pasien di daerah terpencil.
Pemerintah Indonesia telah mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan aksesibilitas perawatan berbasis klinik, termasuk dengan menginvestasikan dalam infrastruktur kesehatan dan memberikan pelatihan kepada tenaga kesehatan.
Namun, masih banyak yang harus dilakukan untuk memastikan bahwa semua pasien di Indonesia memiliki akses ke perawatan berkualitas tinggi. Salah satu caranya dengan memberikan pelatihan kepada tenaga kesehatan untuk membantu meningkatkan kualitas perawatan yang diberikan kepada pasien.
Tetapi hal itu tidak mudah dilakukan, karena adanya hambatan dalam melakukan pelatihan tersebut. Contoh hal yang menjadi hambatannya yaitu biaya, ketersediaan fasilitas, dan ketersediaan dukungan dalam melakukan kegiatan tersebut.(***).