
FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Sutradara film Dirty Vote, Dandhy Laksono, menyoroti ketatnya pengamanan dalam pembahasan RUU TNI yang digelar di Hotel Fairmont Jakarta.
Ia mengkritik keterlibatan personel militer, termasuk Kopassus, dalam menjaga jalannya rapat tersebut.
Dikatakan Dandhy, pengerahan tentara untuk mengamankan pembahasan undang-undang yang berpotensi menguntungkan institusi mereka sendiri merupakan tindakan yang mencederai demokrasi.
"Tentara dimobilisasi untuk menjaga pembahasan RUU yang menguntungkan dirinya," kata Dandhy di X @Dandhy_Laksono (16/3/2025).
Ia bahkan menilai situasi ini sudah masuk dalam kategori kudeta.
"Itu sudah kategori kudeta," tandasnya.
Pengamanan ketat dalam pembahasan RUU TNI di Hotel Fairmont Jakarta ini pun sontak menjadi sorotan publik.
Terutama setelah beredarnya foto dan video yang menunjukkan kehadiran pasukan elite Komando Operasi Khusus (Koopssus) TNI.
Sejumlah netizen mengkritisi langkah ini, mempertanyakan urgensi serta prosedur pengerahan pasukan khusus di lokasi tersebut.
Akun X Gump n Hell menyatakan keheranannya atas kehadiran Koopssus, menyebut situasi sudah dalam kondisi genting.
"Njir, Koopssus sampai turun. Artinya keadaan sudah genting sekali. SAS aja ketar-ketir," tulisnya dalam unggahan yang mendapat ribuan tanda suka dan komentar.
Sementara itu, akun lain seperti Zen RS mengunggah video pendek yang menunjukkan suasana di dalam hotel setelah aktivis dari Koalisi Masyarakat Sipil mencoba memasuki ruang rapat tertutup DPR terkait RUU TNI.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: