
FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Mantan Sekretaris Kementerian BUMN, Muhammad Said Didu, mengkritik kondisi ekonomi Indonesia di bawah pemerintahan Presiden Prabowo Subianto yang telah berjalan lima bulan.
Dikatakan Said Didu, hingga saat ini belum terlihat tanda-tanda perbaikan dalam sektor ekonomi.
"Bapak Presiden Prabowo, sejak bapak dilantik lima bulan lalu, sepertinya belum ada indikator pembangunan," kata Said Didu di X @msaid_didu (18/3/2025).
Pria kelahiran Pinrang, Sulsel, ini justru menilai bahwa kondisi semakin memburuk.
"Terutama ekonomi yang membaik, bahkan bertambah buruk," Said Didu menuturkan.
Ia berpendapat bahwa salah satu faktor yang menyebabkan memburuknya ekonomi adalah keputusan untuk melanjutkan kebijakan pemerintahan sebelumnya.
"Sepertinya ini dampak dari sikap melanjutkan dan memuji rezim Jokowi yang jelas-jelas sudah merusak bangsa," tambahnya.
Sebelumnya, IHSG terpaksa di-suspend akibat tekanan pasar yang tinggi, defisit APBN yang semakin membesar, dan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan pelaku pasar dan masyarakat.
IHSG sempat dihentikan sementara (suspend) setelah mengalami penurunan signifikan, sementara defisit APBN terus membengkak akibat tingginya belanja negara dan menurunnya penerimaan pajak.
Di sisi lain, rupiah terus melemah dan mencapai level terendah dalam beberapa bulan terakhir, menambah tekanan pada perekonomian nasional.
Dikutip dari Antara, trading halt diberlakukan agar perdagangan tidak semakin anjlok akibat kepanikan, sekaligus memberikan waktu bagi investor untuk mencerna situasi dan mengambil keputusan dengan lebih rasional.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: