
Oleh: Fajlurrahman Jurdi
(Dosen Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin)
Perawakannya tampan, gesturnya tegak, kulitnya putih, senyumnya menawan, kalimat-kalimatnya sederhana. Jika salah menilai, ia bisa dicurigai sebagai da’i, ustadz atau penceramah, karena jenggot tipisnya dengan wajah yang kalem.
Tentu ia bukanlah Walid seperti dalam film Bidah yang tayang di Malaysia dan sedang viral. Ia adalah Munafri Arifuddin, Alumni fakultas Hukum, yang karena kehendak Tuhan, ia baru saja dilantik sebagai Wali Kota Makassar. Dan, tanpa rencana panjang justru terpilih “hampir secara aklamasi” menjadi ketua IKA FH Unhas.
Munafri yang biasa disapa Appi, lelaki yang berdiri dalam gemerlap kekayaan, prestasi, dan relasi kuasa yang kuat, adalah putra Mandar yang berhasil menembus batas. Meskipun alumni Fakultas Hukum, ia tak pernah benar-benar bergelut di bidang hukum. Ia membangun relasi bisnis dan politik, menenggak jaringan kuasa dan hidup kenyang dalam senjakala bisnis dan politik itu.
Bagaimana tidak, lelaki kelahiran Majene Sulawesi Selatan empat puluh Sembilan tahun silam itu, menikahi anak pengusaha ternama, seorang oligark lokal, Aksa Mahmud, raja bisnis yang menguasai sumber daya ekonomi lokal dan masuk dalam kelompok oligark domestik di tingkat nasional. Tentu saja jejaring kekuasaan, bisnis dan politiknya tak diragukan. Aksa Mahmud adalah Iparnya Jusuf Kalla, maka kukuhlah relasi bisnis dan politiknya.
Apalagi, ia juga memiliki keluarga penguasa di Sulawesi Barat, yang menyebabkan makin kuatnya potret sebagai “orang berhasil” untuk ia sandang, meskipun disampingnya selalu ada kontroversi. Appi adalah potret yang lengkap tentang penguasaan sumberdaya politik dan bisnis yang baik sekaligus lengkap, juga dengan rekam jejak yang tak ada cacat.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: