Tidak Mau Menipu Rakyat dan Menjadi Bumper Rezim, Mestinya Sri Mulyani Mundur dari Menkeu

6 hours ago 4
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati.

Oleh: Heru Subagia
(Pengamat Politik dan Ekonomi)

Jauh-jauh hari sudah memprediksi akan terjadi kegaduhan dan guncangan dahsyat dari berbagai arah dan langsung menusuk jantung pemerintahan Prabowo-Gibran. Salah satu prahara tersebut adalah mundurnya satu atau lebih menteri dalam Kabinet Merah Putih.

Gempa politik tersebut dipicu oleh berbagai kompleksitas persilangan kepentingan dan pemahaman baik antar elite partai pendukung dan hubungan vertikal Presiden dengan Menteri-menterinya.

Carut marut ekonomi dan politik mulai terakumulasi dan sekaligus berbenturan di Bulan Maret 2025. Masalah paling krusial saat ini adalah ketiadaan uang tunai atau fresh money. Inilah puncak resesi yang kemudian terakumulasi menjadi krisis ekonomi.

Menolak Indonesia Gelap

Selama ini Pemerintah Prabowo-Gibran selalu menolak untuk menerima kritikan dan bahkan masukan bahwa kondisi makro serta mikro ekonomi Indonesia sedang sekarat, nyaris lumpuh. Bahkan dikatakan jika benar adanya Indonesia sedang berada dalam fase gelap gulita, secara utuh dan menyeluruh.

Melibatkan semua katagori strata sosial, cakupannya bukan hanya ekonomi namun sudah mencakup wilayah politik, hukum, budaya, dan bahkan kepercayaan.

Kepercayaan publik terhadap pemerintah sudah hancur total. Masyarakat justru setiap harinya mendapatkan informasi yang terus mendistorsi dan mendegradasi kepercayaan masyarakat. Dati berbagai isu mulai pagar laut, oplosan BBM dan terakhir pemalsuan minyak kita.

Inilah potret terbaru dan nyata bahwa pemerintah tidak tegas, tidak punya nyali bagian condong melakukan penipuan berulang-ulang untuk menutupi Dosa-dosa sebelumnya. Pada akhirnya secara keseluruhan masyarakat sudah apriori terhadap produk dan kebijakan pemerintah.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:

Read Entire Article
Rakyat news| | | |