FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Dalam beberapa hari terakhir, kebakaran yang melanda tiga distrik di Los Angeles, Amerika Serikat, menjadi sorotan dunia.
Imam Shamsi Ali, seorang ulama terkemuka yang berbasis di New York, menyampaikan pandangannya terkait peristiwa tersebut.
Ia menyoroti bagaimana informasi tentang kebakaran ini kerap dibumbui misinformasi dan dramatisasi, termasuk melalui teknologi seperti artificial intelligence (AI).
Shamsi Ali menyayangkan betapa cepatnya informasi, termasuk yang tidak akurat, tersebar di era digital.
Dikatakan Shamsi Ali, banyak gambar dan video yang didramatisasi dan disebarluaskan, menciptakan persepsi yang keliru di tengah masyarakat.
Bahkan, kebakaran ini dianggap sebagian orang sebagai balasan Tuhan atas genosida di Gaza, sebuah penghakiman yang ia anggap tidak etis dan tidak berdasar.
“Biarlah urusan ghaib menjadi ranah Tuhan. Penghakiman seperti ini seringkali tidak sensitif, seperti yang dulu terjadi saat tsunami di Aceh,” ujar Shamsi Ali kepada fajar.co.id, Senin (13/1/2025).
Shamsi juga menyoroti sistemik rasisme di Amerika, yang terlihat dari perbedaan perhatian publik terhadap kebakaran ini dibandingkan dengan kejadian serupa di kawasan masyarakat miskin, seperti komunitas Hispanic di masa lalu.
"Negara bagian (State) California sesungguhnya kita kenal memang sering mengalami kebakaran hampir setiap tahun. Hal itu karena daerah ini memang daerah tropis, kering dan berangin kencang," ucapnya.
Diceritakan Shamsi Ali, beberapa tahun lalu CA (California) pernah mengalami kebakaran yang lebih luas dan lama, yang menyebabkan lebih banyak rumah warga yang terbakar.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: